Pupuk kompos, merupakan salah satu
komponen terpenting dalam bertani organik. Sebab tanah perlu pupuk padat selain nutrisi
cair dan mikro organisme agar zat hara
tidak mudah terlarut oleh air hujan atau
air irigasi. Kompos adalah hasil penguraian parsial/
tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat di percepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. (id.wikipedia.org)

Membuat kompos, sebetulnya tidak sulit.
Semua orang bisa melakukannya. Dan
setiap petani atau siapapun yang ingin
membuat kompos akan memiliki teknik-nya
sendiri. Sebab hampir semua sampah/bahan
organik dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos.

Proses pengomposan sendiri
adalah proses alami yang dilakukan oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. Agar proses alami tersebut tidak memakan
waktu yang lama, membuat kompos perlu
pengaturan dan kontrol.

Misalnya mengatur
campuran bahan organik, mengatur aerasi,
mengontrol pengadukan/pencampuran,
serta penambahan aktivator (mikroba) pengomposan. Pembuatan kompos yang selama ini
dilakukan di pertanian organik Merden,
memanfaatkan jerami bekas padi, kotoran
hewan (sapi dan kambing), rumput bekas
pakan ternak, serta abu sekam.

Terkadang
juga ditambahkan serbuk gergaji limbah media jamur. Selain bahan-bahan organik
tersebut, pengomposan sangat terbantu oleh
aktivator buatan sendiri. Banyak produk-produk aktivator
pengomposan atau biasa disebut starter
yang dijual.

Namun, seperti yang telah
dijelaskan di atas, pengomposan adalah
proses alami. Karena itu kita dapat
membuat sendiri atau lebih tepatnya membiakkan sendiri mikroba-mikroba dari
alam yang dapat mempercepat
pengomposan. Aktivator/starter kompos buatan sendiri
Aktivator yang kami gunakan dibuat dari
rumen hewan (rumen adalah feses hewan
yang didapat dari limbah tukang potong
hewan).

Rumen difermentasi menggunakan
gula dan nanas. Aktivator alami ini kemudian disemprotkan di tumpukan
kompos kemudian diaduk.

Pengadukan
dilakukan secara berkala. Yakni seminggu
tiga kali. Lama pengomposan jika
menggunakan aktivator tersebut,
berlangsung selama 15 hari. Hasilnya adalah kompos yang berkualitas.

Kompos yang baik memiliki beberapa ciri
sebagai berikut (id.wikipedia.org) :

Berwarna coklat tua hingga hitam mirip
dengan warna tanah.Tidak larut dalam air, meski sebagian
kompos dapat membentuk suspensi.
Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari
bahan baku dan derajat humifikasinya.
Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah.

Suhunya kurang lebih sama dengan suhu
lingkungan.
Dan tidak berbau.

Sumber: http://
berasorganikmerden.wordpress.com



Pupuk konvensional, kimiawi, sintetis,
artifisial, setelah memberikan “keajaiban”
di masa “revolusi hijau”, ternyata
menghasilkan banyak masalah.

Pertama
menurunkan kesuburan tanah,
selanjutnya… ketergantungan, harga mahal, barang langka, marak pemalsuan,
dan silakan teruskan sendiri. Lalu, kenapa tidak membuatnya dengan
tangan sendiri? Bahannya kan mudah didapat
di sekitar kita??

Berikut, salah satu cara mudah membuat
pupuk organik (organic fertilizer) dalam
wujud cair.

Bahan dan alat:


-. Kotoran domba/kambing
Air bersih (dalam artian tidak tercemar
bahan kimia beracun/berbahaya)

-. Ragi tape (boleh ditambah bioaktivator,
seperti yang banyak dijual di pasar, kalau ada)
-.
Tong/drum ukuran volume 100-120 liter.


Hanya dengan empat langkah sederhana.Setelah satu pekan, pupuk dapat digunakan.
Paling cocok untuk diterapkan pada
tanaman hortikultura. Sebelum digunakan untuk memupuk,
campurkan 15 cc air POC ke dalam 1 liter air.
Berikan pada tanaman 1 minggu 1 kali.


Manfaatnya adalah keniscayaan. Coba
saja.

Sumber: dusunlaman.net/2009/01/cara-mudah-membuat-pupuk-organik-cair-poc/